Teguh Ostenrik: Menggabungkan Seni dan Konservasi di Perairan Maluku Utara

Teguh Ostenrik adalah seniman Indonesia yang telah mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk mengeksplorasi hubungan antara seni, lingkungan, dan masyarakat. Melalui karya-karyanya, ia menunjukkan bahwa seni bukan hanya sekadar bentuk ekspresi, tetapi juga bisa menjadi alat yang berdampak nyata bagi lingkungan. Salah satu kontribusi terbesarnya adalah proyek ARTificial Reef, sebuah instalasi seni bawah laut yang bertujuan untuk membantu konservasi terumbu karang di perairan Indonesia, termasuk di Maluku Utara.

Perjalanan Seni dan Konservasi

Teguh Ostenrik menempuh pendidikan seni di Hochschule der Künste Berlin (UdK Berlin), di mana ia memperoleh wawasan mendalam tentang kebebasan berekspresi dan eksplorasi multidisipliner dalam seni. Namun, pengalaman hidup dan pengamatannya terhadap perubahan lingkungan membuatnya berpikir lebih jauh: bagaimana seni bisa berkontribusi terhadap isu-isu keberlanjutan? Dengan latar belakang ini, ia mulai memadukan seni dengan upaya konservasi lingkungan.

Pada tahun 2015, Teguh mendirikan Yayasan Terumbu Rupa, yang mengintegrasikan seni dengan program konservasi laut. Salah satu proyek unggulannya adalah ARTificial Reef, yang menempatkan struktur seni di dasar laut untuk mendorong pertumbuhan kembali terumbu karang yang telah rusak akibat aktivitas manusia dan perubahan iklim.

Seni yang Menyelamatkan Terumbu Karang

Terumbu karang merupakan ekosistem penting bagi kehidupan laut, namun dalam beberapa dekade terakhir, banyak yang mengalami degradasi akibat penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, polusi, dan pemanasan global. Teguh Ostenrik memahami bahwa rehabilitasi ekosistem ini membutuhkan pendekatan inovatif yang bisa melibatkan masyarakat luas, termasuk seniman dan ilmuwan.

Melalui ARTificial Reef, Teguh menciptakan instalasi seni berbentuk struktur bawah laut yang dapat menjadi rumah bagi karang dan berbagai spesies laut. Material yang digunakan dipilih dengan cermat agar dapat menunjang pertumbuhan karang serta ramah terhadap lingkungan. Proyek ini telah mendapatkan perhatian luas dan menjadi contoh bagaimana seni dapat digunakan sebagai solusi keberlanjutan.

Dampak Positif di Maluku Utara

Salah satu lokasi penting dari proyek ini adalah di perairan Maluku Utara, tepatnya di Pantai Jikomalamo, Ternate. Perairan di kawasan ini memiliki potensi besar sebagai ekosistem laut yang kaya, tetapi juga menghadapi tantangan dalam hal pelestarian terumbu karang. Dengan adanya instalasi ARTificial Reef, kawasan ini diharapkan dapat mengalami pemulihan ekosistem yang lebih cepat sekaligus menjadi daya tarik wisata bahari yang unik.

Selain membantu ekosistem laut, proyek ini juga meningkatkan kesadaran masyarakat setempat tentang pentingnya konservasi. Wisatawan dan penyelam yang mengunjungi area ini tidak hanya menikmati keindahan seni bawah laut, tetapi juga belajar mengenai konservasi terumbu karang dan bagaimana mereka bisa berkontribusi dalam menjaga ekosistem laut.

Masa Depan Seni dan Konservasi

Melalui karyanya, Teguh Ostenrik mengajarkan bahwa seni tidak hanya berfungsi untuk estetika, tetapi juga bisa menjadi alat perubahan sosial dan lingkungan. Dengan semakin banyaknya seniman yang tertarik untuk berkontribusi dalam isu keberlanjutan, harapannya adalah semakin banyak proyek serupa yang muncul di berbagai wilayah Indonesia.

Ke depannya, Teguh dan timnya terus mengembangkan metode baru untuk meningkatkan efektivitas ARTificial Reef serta menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, komunitas lokal, dan organisasi konservasi. Seni dan sains bukan lagi dua bidang yang terpisah, melainkan bisa bersinergi untuk menciptakan dampak yang lebih luas.


Dengan pendekatan yang unik, Teguh Ostenrik berhasil membuktikan bahwa seni dapat menjadi bagian dari solusi dalam menjaga lingkungan. ARTificial Reef di Maluku Utara hanyalah salah satu dari banyak contoh bagaimana kreativitas dapat menyatu dengan konservasi demi masa depan yang lebih baik bagi ekosistem laut kita.

Ikuti Kami :

Scroll to Top