Dalam sebuah wawancara eksklusif, kami berbicara dengan Teguh Ostenrik, seorang seniman yang telah lama dikenal dengan karyanya yang berhubungan dengan laut dan ekosistemnya. Salah satu karya ikoniknya adalah pembangunan rumah terumbu karang berbentuk penyu, yang ia sebut “Kurma Amerta ARTificial Reef.” Mari kita lihat bagaimana perjalanan dan inspirasi Teguh Ostenrik telah membawanya pada pengembangan karya-karya unik ini.
Cinta Terhadap Laut
Teguh Ostenrik memiliki cinta yang mendalam terhadap laut sejak masa kecilnya. Pengalaman keluarganya mengajaknya menjelajahi lautan dan pulau-pulau telah membentuk ikatan emosional yang kuat dengan laut. Bahkan ketika tinggal di Eropa, Teguh tidak pernah melupakan cintanya pada laut dan sering menghabiskan waktu di pantai-pantai Eropa. Inspirasi pertamanya untuk karya “Alam Bawah Air” muncul saat ia mencoba snorkeling dan selam bebas di Indonesia pada tahun 1981 dan 1984.
Membangun Rumah Terumbu Karang
Salah satu karya ikonik Teguh Ostenrik adalah pembangunan rumah terumbu karang, yang dikenal dengan sebutan “ARTificial Reef.” Ide ini muncul setelah ia menyelam di pantai Senggigi, Lombok, dan melihat kehancuran terumbu karang. Dengan dukungan dari Qunci Villas dan pemiliknya, Scott Coffey, Teguh mulai membangun struktur besi bekas di bawah laut yang diberi nama “Domus Sepiae” atau Rumah Cumi-cumi. Karya ini menjadi simbol usahanya dalam menjaga ekosistem laut.
Rahasia Produktivitas
Meskipun berusia 73 tahun, Teguh Ostenrik tetap produktif dalam menciptakan karya seni. Ia berbagi rahasia produktivitasnya, yang meliputi menjaga kesehatan dengan berolahraga, rutin menjalani akupunktur, dan minum jamu herbal. Selain itu, ia tidak pernah mengeluh dan percaya bahwa setiap masalah membawa solusinya. Bagi Teguh, kreativitas tidak boleh dibatasi oleh ketakutan membuat kesalahan.
Instalasi di Bawah Laut
Karya instalasi Teguh Ostenrik yang ditanam di bawah laut telah tersebar di berbagai lokasi di Indonesia. Beberapa dari lokasi tersebut termasuk Senggigi – Lombok, Sembiran dan Bondalem di Bali Utara, Kepulauan Seribu, Bangsring – Banyuwangi, Pulau Wanci – Wakatobi Sulawesi Tenggara, Pulau Bangka – Sulawesi Utara, dan Jimalamo – Ternate.
Keprihatinan Terbesar Terhadap Laut Indonesia
Salah satu keprihatinan besar Teguh Ostenrik adalah perilaku masyarakat Indonesia terhadap laut. Ia menyoroti bahwa masih banyak orang yang membuang sampah ke laut dan sungai, tanpa menyadari pentingnya ekosistem laut bagi manusia. Teguh mengingatkan bahwa laut tidak hanya sebagai sumber protein makanan, tetapi juga produsen oksigen yang sangat penting. Ia juga menyoroti penurunan terumbu karang Indonesia karena keserakahan manusia.
Teguh Ostenrik menganggap pentingnya peran negara dalam membangun kesadaran terhadap laut. Ia telah menggunakan ketenarannya sebagai seniman untuk membangun kesadaran melalui kegiatan Yayasan Terumbu Rupa (YTR) sejak tahun 2014. Namun, ia merasa usahanya hanya akan berhasil jika didukung oleh negara dan pemerintah, karena membutuhkan sumber daya dan dukungan politik yang kuat.
Tantangan Dalam Berkarya
Teguh Ostenrik menganggap tantangan sebagai salah satu faktor yang membuat seorang seniman bahagia dalam berkarya. Bagi Teguh, berkarya seni adalah panggilan dan komitmen, dan ia telah berkarya selama hampir 48 tahun tanpa pernah merasa terbebani. Ia mengambil inspirasi dari kehidupan sehari-hari untuk menciptakan karya seni yang unik.
Rencana Karya di Masa Depan
Teguh Ostenrik memiliki rencana ambisius untuk membangun 399 penyu ARTificial Reef Kurma Amerta di lepas pantai desa Bondalem, Bali Utara. Selain itu, ia sedang menggarap beberapa karya abstrak untuk area publik guna membangun apresiasi seni masyarakat Indonesia terhadap beragam jenis seni. Ia juga mengerjakan permintaan commision work, seperti pemasangan patung “Lion Fish” di Pantai Sombu, Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Semangat Berkarya dan Pesan Untuk Anak Muda Indonesia
Teguh Ostenrik melihat seni sebagai sebuah perjalanan yang mengalir seperti bola salju. Ia menekankan bahwa seniman harus siap menghadapi tantangan dan mencari solusi untuk mengatasi mereka.
Teguh Ostenrik menyarankan anak muda Indonesia untuk tidak mengeluh dan menghadapi semua tantangan dengan tekad. Baginya, setiap tantangan membawa solusi, asalkan kita berusaha mencarinya.
Dari wawancara ini, kita dapat melihat betapa pentingnya kesadaran terhadap laut dan ekosistemnya di Indonesia, serta peran seniman dalam membangun kesadaran ini. Teguh Ostenrik adalah contoh nyata bagaimana seni dapat digunakan untuk menyuarakan isu-isu lingkungan dan menginspirasi tindakan positif. Semoga karyanya terus menginspirasi kita untuk menjaga keindahan laut Indonesia.