Still Life with Onions oleh Paul Cezanne
Still Life adalah lukisan yang disusun oleh rangkaian benda-benda yang dapat ditemukan di kehidupan sehari hari seorang seniman. Namun tidak sampai tahun 1650an, tema ini dinamai “still-leven” di negeri Belanda. “Still” di sini berarti tidak bergerak dan “leven” berarti sifat, dan dalam bahasa Prancis “nature morte”.
Walau jarang didapati karya seni monumental dan penting memakai aliran seni ini, still life seringkali didapati menjadi salah satu tema yang paling banyak dipakai seniman untuk menggambarkan sesuatu serealistis mungkin. Pada Belanda abad ke 17 juga, bersamaan dengan tema lukisan potret dan pemandangan, still life menjadi tren baru yang dihasilkan oleh majunya perekonomian kelas menengah.
Seniman kontemporer Spanyol mulai banyak memproduksi ‘bodgeons,’ yang merupakan lukisan still life menggambarkan pemandangan dalam negri, sedangkan di Prancis, panggung seni mulai didominasi oleh Chardin, salah satu seniman still life terpopuler di sana.
Cezanne, sebagai salah satu seniman still life terpopuler pernah berkata “saya akan mengagetkan Paris dengan sebuah apel,” yang mana mungkin menginspirasi banyaknya seniman mulai lebih banyak lagi mengangkat tema still life, dan buah buahan ke dalam karya-karyanya.
Penikmat karya dari seniman Indonesia juga dapat menikmati karya seni still-life yang sangat fenomenal dari Dullah. “Jambu” merupakan favorit pribadi, yang mana dalam satu kanvas kecil berukuran 70cmx58cm ini, rincian yang diambil dari alam sangat nampak dan nyata dilukiskan Dullah.
Pewarnaan dari masing masing buah jambu yang ada mengkombinasikan warna hijau segar dan merah merekah dengan apik. Volume yang ditampakkan juga bersinergis dengan tangkai dan dedaunan yang telah termakan iklim dan alam sendiri. Beberapa dedaunan yang terlihat reput namun tetap kokoh membuat komposisi yang sempurna.
Jambu oleh Dullah