Intrik Teknik adalah ulasan teknik pembuatan karya seni mingguan Artopologi yang dikemas secara singkat dan familiar. Nantikan Intrik Teknik tiap minggunya dengan berlangganan nawala mingguan di website Artopologi.
Faisal Mujaddid
The Snail oleh Henri Matisse
Dari kata Prancis coller, yang berarti ‘merekatkan’, kolase diperkenalkan ke dunia seni rupa oleh Picasso dan Braque pada tahun 1912.
Ketika kedua seniman ini mencoba untuk membuat lukisan Kubisme mereka lebih mudah dipahami, mereka mulai menyisipkan elemen dunia nyata ke kanvas mereka, seperti banyak obyek yang dapat kita temukan sehari-hari.
Still Life with dengan Chair Caning oleh Picasso dilansir dari beberapa sumber, mungkin merupakan kolase seni rupa pertama. Seniman lain, Braque, kemudian mengikuti metode itu dengan merekatkan serat kayu imitasi ke Piring Buah dan Gelasnya pada tahun yang sama.
Melalui kolase, Picasso dan Braque meninggalkan ketergantungan yang diakui dan diagung-agungkan dalam dunia seni selama berabad-abad pada perspektif linier.
Beberapa tahun kemudian, sebagai bagian dari gerakan Berlin Dada, Hannah Höch juga membuat kolase. Ia mengelompokkan dan menempelkan gambar-gambar dari berbagai publikasi berita untuk membentuk kumpulan komentar sosial yang unik dan mendidik, dan ciamik.
Sebagai tambahan yang membuat seni kolase ini unik; sedari tahun 1918, seorang seniman Dadais, Kurt Schwitters membuat kolase dari bahan bekas seperti label, tiket bus, dan potongan kayu.
Dari Indonesia sendiri, banyak seniman kolase yang dapat kita temukan. Beberapa telah ikut berpartisipasi dalam pameran dan pasarloka di Jakarta. Iwe Ramadhan, seorang seniman yang memberikan nuansa brutalisme pada seni kolasenya ini menarik perhatian.
Dengan memberikan warna yang berani dan jelas, ia juga memilihkan elemen lain seperti teks (dengan pemilihan kata yang juga bernuansa brutalisme juga, tentunya) dengan sangat apik, membuat kolase yang diciptakannya unik.