Berinvestasi Dalam Seni – Sebuah Primer 

Dalam berinvestasi, seorang investor dapat memilih instrumen apa saja yang ia percaya dapat memberikan return, atau timbal balik yang sesuai dengan jumlah dana yang disetornya. Di sinilah pentingnya merangkai portfolio seperti apa yang kita miliki sebagai investor dan juga hasil seperti apa yang diharapkan.

Kombinasi dari rangkaian kelas aset ini akan membentuk sebuah portofolio investasi. Pakar investasi menganjurkan agar investor melakukan diversifikasi aset ke beberapa kelas aset yang berbeda. Diversifikasi aset ini ditujukan untuk mengurangi profil risiko investor secara keseluruhan.

Beberapa instrumen investasi yang cukup populer antara lain adalah saham dan properti, dan baru baru ini ada aset kripto yang juga memiliki keunikannya tersendiri, di mana memungkinkan pengguna untuk mendapatkan keuntungan yang cukup signifikan, namun dengan tingkat volatilitas nilai aset yang besar. Tapi ada salah satu instrumen yang memiliki potensi dalam menghasilkan keuntungan yang besar juga di masa depan, yaitu karya seni.

Berinvestasi Dalam Seni

“Kebakaran Hutan” oleh Raden Saleh

Artikel pendek ini akan mencoba untuk memberikan sedikit gambaran tentang menariknya berinvestasi dalam karya seni. Tidak hanya itu, kita juga akan membahas satu nilai unik—tidak terkait dengan uang, yang dapat kita peroleh saat berinvestasi dalam karya seni.

Passion Investing dan Estetika

Biaya untuk menjadi seorang investor seni bervariasi, tergatung dari selera dan tujuan pembelian karyamu. Dalam konteks berinvestasi, tentu kamu menginginkan karya seni yang memiliki kualitas store of value, di mana karya seni tersebut dibuat oleh seniman ternama dan telah memiliki rekam jejak yang baik, misalnya. 

Menariknya berinvestasi dalam karya seni adalah, tidak seperti aset atau instrumen investasi kebanyakan, karya seni dapat kita miliki dan nikmati secara bersamaan. Berinvestasi dalam seni termasuk ke dalam Passion Investing, yang berarti investasi dalam aset non-tradisional yang umumnya memungkinkan investor untuk menikmati kepemilikan asetnya di dalam portfolionya dan menikmatinya. Investor jenis ini biasanya menemukan nilai intrinsik di luar potensi pasar, dan ingin memiliki portofolio investasi yang mencerminkan minat mereka.

Membahas nilai intrinsik atau estetika ini tidak akan pernah habisnya karena setiap orang memiliki nilai yang diapresiasinya masing masing. Beberapa orang menyukai karya bergaya romantis dari Eropa, sebagian lagi menyukai karya kontemporer dari Asia Tenggara. Banyak pihak juga berpendapat bahwa “beauty is in the eye of the beholder,” bahwa sebuah kecantikan, dalam hal ini nilai keindahan dari karya seni, merupakan hal yang pribadi dan dapat berbeda dari satu penikmat ke penikmat lainnya.

Inilah di mana aset seni berubah jadi lebih dari sekadar instrumen investasi. Passion investor menyesuaikan tujuan utama pengembangan portfolio dari murni atas asas keuntungan menjadi sesuatu yang bernilai unik, personal, dan sentimental. Karya seni yang baik dapat menjadi komplementer untuk berbagai macam obyek lainya. Hal ini banyak kita temukan pada bangunan-bangunan yang memiliki karakter, seperti desain interior untuk perkantoran, tempat pertemuan, kafe, restoran, dan lain sebagainya. Karya seni dapat memberikan kesan unik, di mana kehadirannya dapat menggubah tampak dari ruang yang diisi. 

Peningkatan Volume Perdagangan

Dilansir dari Global Art Market Report oleh Art Basel, dilaporkan bahwa perdagangan seni dunia menembus angka 65.1 miliar USD pada tahun 2021. Ini merupakan peningkatan yang signifikan dari 2020, hampir sebesar 30%. Peningkatan ini cukup mengagetkan, mengingat volume penjualan menurun dikarenakan COVID-19 pada tahun sebelumnya. Terlebih lagi, laporan tersebut juga menunjukkan bahwa peningkatan ini juga melampaui angka pada tahun 2019, di mana pandemi belum menjadi faktor besar dalam mempengaruhi volume perdagangan karya seni.

Lalu apa arti dari naiknya volume perdagangan seni dunia? Apa maknanya bagi calon investor? Momen ini adalah saat yang paling tepat untuk mencoba masuk ke dunia seni, paling tidak dari segi finansial untuk memerhatikan pasarnya, menjelajahi benuanya, atau mungkin ikut meramaikannya.

Dengan adanya peningkatan dan pemulihan kondisi pasar internasional, hal ini membuat barrier of entry yang rendah bagi investor seni pemula dan veteran untuk memulai atau memperluas koleksinya. Beberapa hal yang perlu dipahami pemain baru dalam dunia seni adalah tentang bagaimana dengan bijak menaksir nilai dari investasi mereka.

Berinvestasi Dalam Seni

The Offering”/Persembahan oleh Teguh Ostenrik

Selangkah Masuk ke Dunia Investasi Seni

Layaknya instrumen investasi lainnya, seperti saham dan aset kripto, nilai dan pergerakannya dipengaruhi oleh banyak hal. Beberapa hal tersebut antara lain; adanya biaya di luar dari karya seninya tersendiri, memastikan karya seni otentik, dan juga kondisi pasar global.

Beberapa hal yang mungkin tidak banyak diketahui adalah adanya biaya yang dibebankan di luar dari pembelian karya seni itu sendiri. Mulai dari biaya pengiriman, pengemasan, penyimpanan, asuransi, yang dapat memiliki harga yang tinggi juga. Investor seni seringkali berencana untuk menyimpan asetnya dalam waktu yang panjang, agar nilai dari asetnya dapat terapresiasi. Dalam waktu yang panjang tersebut, idealnya investor rutin melakukan maintenance untuk memastikan kondisi dari karya seni masih layak.

Karena karya seni merupakan investasi yang berjangka panjang, untuk mendulang nilai dari suatu investasi perlu pemahaman yang mendasar tentang pasar seni, aktivitas kesenian, juga jaringan ke kolektor dan seniman. 

Dalam kondisi force majeur pasar, seperti adanya resesi, misalnya, akan memberikan dampak negatif terhadap fluktuasi harga dari portfolio investasi senimu. Permintaan dari pasar akan berkurang secara drastis dikarenakan turunnya daya beli. Sebaliknya, dalam kondisi perkembangan ekonomi yang pesat, seperti masa pemulihan ekonomi pasca Perang Dunia, misalnya, di mana ekonomi dan budaya meningkat beriringan, mungkin akan memberikan celah terhadap fluktuasi harga ke posisi positif.

Dilansir dari penelitian oleh NYU Stern, walaupun harga dari karya seni cukup rentan terhadap resesi serta pergolakan geopolitika yang menyebabkan peperangan dan rapuhnya ekonomi, karya seni juga merupakan instrumen investasi yang baik dalam jangka panjang. Sebagai aset kelas yang unik, berinvestasi dalam karya seni juga memperluas diversifikasi dari portfolio investor karena tidak selalu terkait dengan goyahnya pasar saham ketika pasar ada dalam tekanan.

Jika kamu baru saja mengenal dunia seni, dan cenderung lebih nyaman untuk berinvestasi di saham, berinvestasi di bidang ini mungkin terasa berlebihan. Namun, kunci pada investasi yang baik adalah riset yang mendalam, apapun instrumennya. Saat kamu sudah lama berkecimpung di dunia seni dan mencurahkan banyak waktu untuk cari tahu, kamu akan memiliki percaya diri yang tinggi untuk tidak hanya membeli satu atau dua karya seni, melainkan juga mengobrol dengan seniman, networking dengan sesama kolektor, mungkin juga berpartisipasi dalam acara lelang pertamamu. 


Primer ini adalah undangan dari Artopologi bagi para calon kolektor dan investor seni untuk mulai menjelajahi dunia seni. Seni adalah dunia yang terus berevolusi dan bertransformasi. Tiap karya seni adalah penjelmaan dari senimannya, yang mencurahkan idealismenya untuk membuat sesuatu yang nyata dan bisa dirasakan penikmatnya.

Sama seperti menikmati hidangan kuliner, tidak semua orang memiliki preferensi yang sama dalam menikmati karya seni, namun garis merah yang ingin saya tekankan di sini adalah seni dan seniman di berbagai penjuru dunia menyajikan nuansa, rasa, dan bahasa yang berbeda dalam “hidangannya”.

Ikuti Kami :

Scroll to Top