Arahmaiani adalah salah satu seniman kontemporer paling berpengaruh dan dihormati di Indonesia. Ia dikenal secara internasional atas komentarnya yang kuat dan provokatif terhadap isu-isu sosial, politik, dan budaya.
Lahir pada tahun 1961 di Bandung, Indonesia, Arahmaiani membangun namanya sebagai pelopor seni pertunjukan di Asia Tenggara pada tahun 1980-an, meskipun praktik seninya juga mencakup berbagai media lain. Karya-karyanya sering kali menghadirkan perpaduan simbolik yang kaya dan indah secara visual, serta seringkali menyoroti ketidakadilan dan ketidaktahuan, dengan tujuan menginspirasi kesadaran dan keadilan dalam diri individu dan masyarakat.
Karya-karya Seni Arahmaiani
Arahmaiani telah menciptakan berbagai jenis karya seni yang mencakup lukisan, instalasi, dan reenactment pertunjukan ikonik. Salah satu pameran besar yang menggambarkan perjalanan karyanya, berjudul “The Past Has Not Passed (Masa Lalu Belumlah Berlalu)”, diadakan di Museum Macan, Jakarta, Indonesia, dari 17 November hingga 10 Maret 2019. Pameran ini menampilkan lebih dari 70 karya dari tahun 1980-an hingga saat ini.
Melalui karya-karyanya, Arahmaiani mengungkapkan kritik terhadap dogma yang terasa sempit, pola pikir dan tindakan yang destruktif, serta kebijakan pemerintah yang salah arah, yang terjadi di masyarakat. Kritik ini ditampilkan dalam upacara damai, pergerakan kolektif, dan teks-teks yang membawa pesan simbolik, yang mendorong kewaspadaan individu dan kolektif terhadap ketidaktahuan dan ketidakadilan. Dalam karyanya, ia menunjukkan kepada kita kehidupan kemanusiaan yang bersama-sama mengatasi batasan-batasan yang memisahkan.
Selain itu, Arahmaiani juga memiliki fokus khusus pada isu-isu lingkungan di wilayah dataran tinggi Tibet selama delapan tahun terakhir. Ia secara aktif bekerja sama dengan biksu Buddha dan warga desa setempat untuk meningkatkan kesadaran lingkungan melalui berbagai proyek komunitas.
Salah satu pameran tunggal pertamanya yang didedikasikan untuk karya-karya terinspirasi oleh pengalamannya di Tibet berjudul “Shadow of the Past” (2016) di Tyler Rollins Fine Art. Pameran ini menampilkan instalasi baru, karya video, dan serangkaian lukisan.
Eksplorasi tema-tema spiritualitas yang dipengaruhi oleh Buddhisme Tibet, sinkretisme budaya, keterhubungan manusia dengan alam, dan peran perempuan dalam tradisi agama dan kehidupan spiritual menjadi fokus pameran tersebut. Arahmaiani terpesona oleh masa lalu yang terpendam dari tanah kelahirannya di Jawa, warisan budaya Hindu-Buddha yang kaya – yang seringkali terabaikan – dan candi-candi monumental yang terlantar selama berabad-abad hingga ditemukan kembali dalam beberapa waktu terakhir.
Indonesia pernah memiliki pusat-pusat penting pembelajaran Buddha yang dicari oleh para mahasiswa dari seluruh Asia, termasuk Atisha (982-1054), yang menjadi salah satu lama paling dihormati di Tibet. Tibet telah menjadi bagian penting dalam perjalanan spiritual Arahmaiani sendiri, baik sebagai seorang perempuan maupun sebagai seorang Muslim Jawa.
Pameran tersebut juga menampilkan instalasi berjudul “Descending Rainbow” yang terinspirasi oleh praktik meditasinya dan fokusnya pada ekologi dan feminin. Instalasi ini juga menjadi panggung bagi karya pertunjukan baru dengan judul yang sama, yang pertama kali dipentaskan saat pembukaan pameran.
Sejarah Hidup dan Prestasi
Sejak tahun 1980, Arahmaiani telah berpartisipasi dalam lebih dari seratus pameran tunggal dan kelompok di seluruh dunia. Karya-karyanya telah dipertunjukkan dan dipamerkan secara luas di museum dan biennale, termasuk Biennale Venesia (2003), Biennale Moving Image di Jenewa (2003), Biennale Gwangju (2002), Bienal de São Paulo (2002), Performance Biennale di Israel (2001), Biennale de Lyon (2000), Werkleitz Biennale (2000), Bienal de la Habana (1997), Asia-Pacific Triennial di Brisbane, Australia (1996), dan Yogya Biennale (1994).
Keberhasilan dan pengakuan dunia atas Arahmaiani sebagai seniman tak terbantahkan. Melalui karyanya yang kuat dan beragam, ia telah menginspirasi banyak orang dan mendorong kesadaran sosial yang lebih dalam.
Arahmaiani juga terus aktif berpartisipasi dalam proyek-proyek komunitas di wilayah Tibet, membawa kesadaran lingkungan dan keberlanjutan melalui seni. Dengan karyanya yang penuh semangat, Arahmaiani melampaui batasan-batasan budaya dan agama, memperkuat pemahaman akan kemanusiaan yang bersama-sama.
Sebagai seniman Indonesia yang dikenal secara internasional, Arahmaiani telah memberikan kontribusi berharga bagi dunia seni kontemporer dan membantu memperkuat posisi Indonesia dalam panggung seni global.