Tubuh Antroposen: Pameran Tunggal Asmudjo J. Irianto di Selasar Sunaryo Art Space

Periode Pameran: 5 Juli – 18 Agustus 2024
Kurator: Acep Iwan Saidi

Selasar Sunaryo Art Space dengan bangga mempersembahkan pameran tunggal Asmudjo J. Irianto yang bertajuk “Tubuh Antroposen.” Pameran ini mengundang pengunjung untuk mengeksplorasi hubungan antara tubuh manusia dan dampaknya terhadap ekosistem bumi dalam konteks era Antroposen.

Mengenal Era Antroposen

Istilah “Antroposen” pertama kali dipopulerkan oleh ilmuwan Belanda, Paul Crutzen, pada akhir abad ke-20. Antroposen merujuk pada epos geologis yang menyoroti pengaruh signifikan aktivitas manusia terhadap lingkungan dan ekosistem bumi, yang dimulai sejak era revolusi industri hingga sekarang. Melalui pameran ini, Asmudjo J. Irianto mengeksplorasi tema ini dengan pendekatan artistik yang mendalam, terutama melalui karya patungnya.

Tubuh sebagai Artikulasi Ekologi

Karya Asmudjo dalam “Tubuh Antroposen” menempatkan tubuh manusia sebagai simbol dari pengaruh manusia terhadap alam. Tubuh manusia dalam karyanya mencerminkan bagaimana modernisasi, paradigma saintifik, dan materialisme telah menciptakan relasi yang tidak seimbang dan eksploitatif antara manusia dan alam. Karya-karya patung yang dipamerkan mengajak pengunjung untuk merenungkan bencana ekologis yang terjadi akibat aktivitas manusia, serta membuka diskusi tentang bagaimana kita dapat memahami dan merespon krisis ekologi yang semakin parah ini.

Proses Kreatif Berbasis Riset

Sebagai bagian dari studi doktoralnya, proses kreatif Asmudjo didasarkan pada kerangka akademik dan riset yang mendalam. Hasil karyanya merupakan gugusan proposisi yang terbuka untuk terus-menerus diperdebatkan. Tema-tema yang diangkat dalam karya Asmudjo tidak menawarkan solusi instan, melainkan mekanisme alternatif untuk memahami lingkungan dan krisis ekologi dari perspektif yang berbeda.

Tentang Selasar Sunaryo Art Space (SSAS)

Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) adalah sebuah ruang dan organisasi nirlaba yang didirikan pada tahun 1998 oleh Sunaryo. SSAS bertujuan mendukung pengembangan praktik dan pengkajian seni dan kebudayaan visual di Indonesia. Fokus utama SSAS adalah pada program dan kegiatan seni rupa kontemporer yang berorientasi pada edukasi publik. Melalui pameran seperti “Tubuh Antroposen,” SSAS terus berkomitmen untuk mendukung dan mempromosikan seniman Indonesia yang berkontribusi pada diskursus seni dan ekologi.

Jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi pameran “Tubuh Antroposen” di Selasar Sunaryo Art Space, dan ikuti perjalanan artistik Asmudjo J. Irianto dalam mengeksplorasi dampak manusia terhadap bumi dalam era Antroposen.

Ikuti Kami :

Scroll to Top