Syagini Ratna Wulan, atau yang akrab disapa Cagi, adalah sosok yang memikat melalui karya-karyanya yang tersembunyi. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang kehidupan dan karya seni yang menarik dari Syagini Ratna Wulan. Dengan melihat lebih dekat seni yang ia hasilkan, kita akan memahami keunikan dan pesona yang terkandung di dalamnya.
Latar Belakang dan Pendidikan Syagini Ratna Wulan
Syagini Ratna Wulan, atau Cagi, dilahirkan pada tanggal 18 April 1979 di Bandung, Jawa Barat. Ia menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Seni Rupa dan Desain dari tahun 1997 hingga 2001. Selanjutnya, pada tahun 2005-2006, Cagi menyelesaikan pendidikan pasca-sarjana di bidang kajian budaya di Goldsmiths College, University of London. Pada tahun 2011, Cagi mengikuti program residensi dalam “Art Initiative Tokyo” di Jepang.
Perjalanan Seni Syagini Ratna Wulan
Karya pertama Cagi dipamerkan dalam pameran bersama pada tahun 2003, di antaranya dalam “Alam Hati Kecil” di Edwin Gallery, Jakarta, dan “Underconstruction: Dream Project” di Fabriek Gallery, Bandung, dan Tokyo Opera House, Tokyo, Jepang. Pameran tunggal pertama Cagi dilakukan pada tahun 2010 dengan judul “Love Affair pt. 1: Dining Room/ White Lies” di Vivi Yip Art Room, Jakarta. Beberapa pameran tunggal Cagi lainnya termasuk “BIBLIOTEA” di Art HK 2011, “100 Years Of Tempest” di Ark Galerie, Jakarta (2012), dan “Spectral Fiction” di ROH Project, Jakarta (2016).
Pameran Tunggal Syagini Ratna Wulan
Pameran tunggal Cagi berjudul “100 Years of Tempest” menampilkan serangkaian karya yang disimpan dalam loker atau almari. Menurut kurator Agung Hujatnika, hal tersebut mencerminkan ketertarikan Cagi terhadap gagasan “sesuatu yang tersembunyi”. Menurut Cagi, manusia adalah makhluk yang tak pernah puas dengan apa yang ia lihat. Karya-karya Cagi membentuk cerita tentang suatu perjalanan, dan penonton dapat berpartisipasi dalam menentukan arah jalan cerita dalam karya tersebut. Hal ini menciptakan cara Cagi untuk mengaburkan batasan antara ‘pengarang’ dan ‘pembaca’.
Penghargaan dan Pengakuan
Pada tahun 2011, karya Cagi yang berjudul “BIBLIOTEA” menjadi finalis dalam kategori seni instalasi dan patung pada penghargaan Celeste Prize di New York. Pengakuan tersebut menunjukkan apresiasi terhadap kualitas dan keunikan karya seni Cagi di tingkat internasional.
Partisipasi Penonton dalam Karya Syagini Ratna Wulan
Salah satu keunikan karya-karya Cagi adalah adanya ruang bagi penonton untuk berpartisipasi dalam karya tersebut. Dalam pameran “100 Years of Tempest”, penonton dapat merasakan perjalanan dan menceritakan kisah mereka sendiri melalui objek-objek yang disajikan dalam loker atau almari. Ini menciptakan pengalaman yang interaktif dan memperkaya apresiasi seni bagi penontonnya.
Gaya dan konsep karya seni Cagi sangat unik dan menarik perhatian. Ia menggunakan berbagai objek dan simbol untuk menciptakan narasi yang rumit dan penuh misteri. Dalam karya-karya Cagi, kita dapat melihat penggabungan antara realitas dan imajinasi, menciptakan dunia yang menantang dan menggugah pikiran penontonnya.