Kota Jakarta, sebagai ibukota Indonesia, dikenal dengan hiruk-pikuknya kehidupan perkotaan yang padat dan modern. Di tengah gemerlapnya gedung pencakar langit dan lalu lintas yang sibuk, terdapat satu tempat yang menjadi saksi bisu dari jejak sejarah dan inspirasi bagi warga kota. Tempat tersebut adalah kawasan Patung Pancoran, di mana terdapat tujuh patung yang setiap satu memiliki kisah unik dan menarik. Mari kita mengungkap 7 kisah menarik dari Patung Pancoran yang memberikan pesan moral dan makna mendalam bagi kita semua.
Edhie Sunarso Sang Seniman
Patung ini merupakan karya Edhi Sunarso, seorang maestro patung Indonesia yang dipercayai oleh Soekarno untuk membangunnya. Edhie sendiri merupakan pematung langganan dari Soekarno. Edhi membangun tiga monumen penting di Jakarta, yakni Selamat Datang, Dirgantara di perempatan Pancoran, dan Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng. Keberhasilan eksperimen Selamat Datang memudahkannya dalam membangun dua monumen lain dengan teknik yang sama. Semua monumen itu digagas Soekarno, tetapi dalam pelaksanaannya diberikan penuh kepada Edhie.
Patung Dirgantara Dibuat Dengan Kekurangan Dana
Presiden Soekarno mendanai pembangunan patung dengan uang pribadinya, Terjadi kendala kekurangan dana, namun Edhi Sunarso mengatasi masalah ini dengan membiayainya sendiri. Soekarno bahkan juga menjual mobil pribadinya.
Patung Dirgantara Disebut Patung Pancoran
Patung ini disebut juga sebagai Patung Pancoran karena letaknya berada di perempatan Pancoran, Jakarta. Dan lebih populer disebut sebagai patung pancoran oleh para warga.
Soekarno Model Peraga Parung Dirgantara
Saat awal menjelaskan ide kepada Edhi Sunarso, Bung Karno sendirilah yang menjadi modelnya. Ia berulang kali memperagakan bagaimana model patung itu harus berdiri.
Dikerek Manual Dengan Tangan
Patung berbahan perunggu ini memiliki berat keseluruhan mencapai 11 ton. dengan tinggi 11 meter dan tinggi voetstuk (kaki patung) 27 meter. Setiap bagian patung dikerek manual dengan tangan pekerja dan tali hingga terpasang sempurna.
Mitos Patung Pancoran
Patung ini memiliki beberapa mitos, Patung Pancoran menjadi misteri dengan tangan menjulur ke depan, memicu banyak mitos. Ada yang bilang itu mengarahkan pada harta tersembunyi Sukarno, ada pula yang menyebutnya sebagai kiblat politik Indonesia ke Rusia. Tangan itu juga dikatakan menunjuk ke Pelabuhan Sunda Kelapa atau Bandara Kemayoran (dulunya Kemayoran adalah Bandara)
Soekarno Tak Pernah Sempat Melihat Patung Dirgantara Terpasang
Pada tahun 1970, Tugu Pancoran pun berdiri sebagai monumen terakhir atas permintaan Bung Karno sebelum wafat. Namun, sayangnya, ia tak sempat melihat patung tersebut berdiri sempurna. Tanggal 21 Juni 1970, Edhi Sunarso melihat iring-iringan mobil jenazah yang ternyata membawa jasad Bung Karno, mungkin itu terakhir kalinya Bung Karno menatap Tugu Pancoran.
Patung Dirgantara di Pancoran merupakan simbol semangat keberanian dan mimpi bangsa Indonesia dalam menjelajah angkasa. Dibangun atas ide dan dana pribadi Presiden Soekarno, patung ini menjadi karya megah Edhi Sunarso. Meskipun banyak mitos mengelilinginya, Patung Dirgantara tetap menjadi ciri khas perempatan Pancoran, mengabadikan kenangan atas peran Bung Karno dalam pembangunannya.