Shanghai Biennale adalah salah satu pameran seni internasional paling bergengsi yang diadakan setiap dua tahun di kota metropolitan Shanghai, Tiongkok.
Event ini menyediakan platform bagi seniman, kurator, dan penggemar seni untuk menjelajahi keberagaman ekspresi artistik serta menggalang pemahaman budaya di tingkat global.
Awal dari Shanghai Biennale
Shanghai Biennale pertama kali diadakan pada tahun 1996 dan sejak itu telah menjadi salah satu platform seni kontemporer paling penting di dunia. Event ini menarik perhatian ribuan seniman, kurator, dan pengunjung dari seluruh dunia, terutama pada negara dengan kemawasan seni yang tinggi.
Biasanya, pameran ini berlangsung selama beberapa bulan dan melibatkan berbagai lokasi di seluruh kota Shanghai, termasuk museum, galeri, dan ruang pameran publik.
Kegiatan di dalam Shanghai Biennale
Setiap edisi Shanghai Biennale memiliki tema yang berbeda yang diangkat untuk menjelajahi isu-isu kontemporer dalam seni dan budaya.
Tema ini memberikan kerangka kerja bagi seniman dan kurator untuk mengeksplorasi dan menyajikan gagasan-gagasan baru melalui berbagai bentuk seni, termasuk seni rupa, instalasi, seni pertunjukan, seni digital, dan media lainnya. Beberapa topik yang telah diangkat dalam edisi sebelumnya adalah globalisasi, keberagaman budaya, identitas, teknologi, dan isu-isu sosial.
Pada tahun 2015 ketika penulis hadir untuk pertama kalinya di Power Station of Art, di mana Shanghai Biennale ke-11 diadakan, biennale ini mengangkat tema “Why Not Ask Again?“, suatu pertanyaan yang dramatis, dan juga menyuguhkan seni dan seniman yang dramatis pula. Salah satu favorit penulis adalah “Lunar Station” oleh seniman Marjolijn Dijkman.
“Lunar Station” adalah instalasi yang berupa pendulum yang menggantung dari atas, membuat pola lingkaran yang menghipnotis di atas lingkaran pasir putih. Sementara di sekelilingnya, ambiance video yang menghubungkan berbagai orang: filsuf, ilmuwan, dan amatir, merenungkan secara kolektif tentang keberadaan bulan.
Sebagai penikmat acara dwitahunan ini, penulis juga memiliki beberapa rekomendasi galeri dan museum yang cocok dikunjungi selama berada di Shanghai;
- Long Museum Museum yang didirikan oleh dua kolektor seni besar, Liu Yiqian dan Wang Wei pada tahun 2012 ini terletak di Distrik Pudong. Bangunan museum raksasa ini dirancang oleh arsitek Tiongkok, Atelier Deshaus, dengan konsep bangunan yang harmonis dengan lingkungan sekitarnya.
Bagi penikmat seni lokal, Long Museum dikenal dengan atapnya yang unik, yang terlihat seperti satu helai rumput hijau yang melengkung. Bangunan ini menampilkan gaya arsitektur kontemporer yang mencerminkan keindahan dan kemewahan seni yang dipamerkan di dalamnya. Salah instalasi satu favorit penulis adalah pameran solo Xu Zhen, yang memamerkan seni kontemporer Tiongkok dengan rasa elegan dan nuansa renaisans Italia.
- Museum of Contemporary Art (MOCA)
MOCA adalah museum seni kontemporer yang juga terletak di Shanghai, Tiongkok. Museum ini didirikan pada tahun 2005 dan menjadi salah satu institusi seni terkemuka di kota tersebut.
Walau tidak sebesar Long Museum, MOCA memiliki fasilitas pendukung yang penulis pikir lebih menonjol, ada toko buku seni, kafe, dan ruang auditorium untuk acara-acara seni dan pemutaran film. Fasilitas tersebut membuat museum ini menyajikan pengalaman yang lebih dekat dan intim bagi penikmat seni dan perfilman. Museum ini juga mengadakan program pendidikan dan outreach untuk melibatkan masyarakat dalam pengalaman seni yang lebih integratif.
Shanghai Biennale telah menjadi salah satu pameran seni internasional yang paling dihormati dan berpengaruh. Melalui event ini, seniman, kurator, dan pengunjung dari seluruh dunia dapat terhubung, berbagi gagasan, dan merayakan keberagaman seni dan budaya dalam konteks global.
Dengan mengeksplorasi topik-topik kontemporer, Shanghai Biennale menghasilkan dampak signifikan terhadap seni dan budaya internasional dengan memperluas dialog, memperkenalkan seni Tiongkok, dan mendorong inovasi dalam dunia seni kontemporer.