“Mona Lisa” oleh Leonardo da Vinci
Berasal dari bahasa Latin portrahere yang berarti “memperlihatkan,” atau “mengekspos,” semua lukisan potret bertujuan untuk menggambarkan kemiripan atau keaslian dari subyek, yang mana biasanya juga sebagai pihak yang memesan proyek karya seni ini. Contoh dari lukisan potret ini pun berbagai macam, mulai dari lukisan potret mumi Fayum di Mesir kuno, sampai ke Mona Lisa buatan sang maestro Eropa, Leonardo da Vinci.
Pada peradaban kuno mediterania, seperti pada Mesir, Yunani, juga Roma dan Bizantium, lukisan potret merupakan kesenian publik, atau bahkan menjadi kesenian yang mengabadikan kematian seseorang, biasanya mereka yang memiliki kekayaan dan kekuasaan tertentu. Beberapa lukisan potret kuno ini juga menggunakan medium lain seperti papan kayu yang disematkan ke mumi Mesir kuno pada abad pertama sebelum masehi.
Potret realistis juga biasa ditemukan pada peradaban Roma kuno, yang dapat berbentuk patung pahatan, atau lukisan panel dan fresco. Praktek lukisan potret ini juga banyak menyebar ke berbagai belahan dunia, tak terkecuali di Asia.
Pada lukisan self-portrait Ren Xiong yang dilukis sekitar abad 19an, juga dapat kita temukan lukisan potret menjadi sarana untuk kita agar dapat berpikir secara holistik tentang lumrahnya praktek lukisan potret ini. Ren Xiong mengindikasikan bahwa seniman tidak hanya memikirkan tentang keahlian seninya, namun ada penekanan khusus tentang pentingnya pengekspresian yang bersifat pribadi.
Sebagai konteks, lukisan ini digarap mendekati jatuhnya dinasti terakhir Cina, Qing, yang mana juga adalah bentuk kekesalan Ren terhadap dunia yang cepat berubah.
Self-Portrait oleh Ren Xiong
Di Indonesia juga ada S. Sudjojono yang tidak hanya telah banyak memproduksi karya seni fenomenal, tapi juga banyak memproduksi banyak self-portrait. Jika dilihat secara retrospektif, karya seni self-portrait dari S. Sudjojono ini dapat juga menjadi titik di mana sang seniman merepresentasikan dirinya pada saat itu, dan juga nuansa apa yang dibawanya.
Banyak yang tidak tahu bahwa Sudjojono pernah menjadi anggota dewan dari Partai Komunis Indonesia. Ini adalah salah satu masa yang cukup unik untuk seniman LEKRA, di mana Sudjojono merupakan anggota pendiri organisasi perkumpulan seniman tersebut. Pada lukisan-lukisan self-portraitnya juga Sudjojono menampilkan banyak personanya; ada yang rapi memakai jas dan menatap ke horison, ada juga yang santai berkaus dengan rokok menyala tergantung di bibirnya.